Setelah
menunggu selama musim penghujan ini, akhirnya muncul juga kuncup teratai ini. Pernah
terlintas kekhawatiran bunga itu tak kan muncul kembali karena lamanya tanaman
ini untuk menampakkan kembali bentangan daunnya di kolam yang tak cukup luas
itu. Cukup bersih memang kolam itu dibanding sebelumnya, tetapi tak menjamin
teratai itu untuk segera menampakkan kehadirannya. Memang sekali waktu pernah kuajak ia berbincang karena kuyakin dia masih ada
disana. Mungkin dia lah sahabat
terbaikku sejak kuada disana. Cerita tentangnya di http://www.atmawati-refleksi.blogspot.com/2009/01/belajar-keyakinan-dari-teratai.html mungkin adalah karena kedekatanku dengan teratai
itu. Membincangkan keyakinan dengannya adalah ilmu,
walaupun tak selamanya teratai itu selalu kuat dengan keyakinannya. Ada
kalanya saat-saat dimana dia membutuhkan sesuatu untuk mampu hidup kembali setelah
berdormansi selama kemarau panjang, tetapi… bukan karena dia tak yakin lagi,
bukan karena dia telah merasa lelah
bukan pula karena putus asa.
Dalam kehidupan karena
perjalanan mata pikir hati dalam mengarungi luasnya alam pikir hatinya, membuat
satu titik dimana makhluk hidup tak lagi memiliki mimpi yang ingin digapainya.
Satu titik dimana ia tak mampu untuk
memiliki alasan mengapa ia harus terus berada dalam alam yang tak kekal. Satu titik dimana keyakinannya tak lagi memiliki
arti dan kekuatan. Dan pada titik itulah mungkin teratai tak jua mampu membuat alasan,
tak mampu membuat dorongan, motivasi pada dirinya untuk tumbuh dan menampakkan
diri dipermukaan kolam itu.
Motivasi terbesar adalah yang berada
dari dalam dirinya sendiri. Mereka yang besar adalah yang mampu memberikan
motivasi untuk dirinya sendiri, sedangkan motivasi eksternal hanyalah pemantik yang menghidupkan motivasi internal
itu sendiri. Dan motivasi terkuat adalah ketika ia mampu menyelaraskan dengan sumber
kekuatan yang hakiki. Motivasi aka n ada jika dia punya tujuan, punya asa,
punya harapan, memiliki mimpi.
Teratai menunda kehidupannya muncul
kembali di kolam itu, untuk menemukan dan merenungkan kembali apakah ada yang
ingin diimpikannya, membuat satu mimpi yang kan membuat keyakinannya mampu
bersinar dan memberikan kekuatan kembali. Mimpi itulah yang akan memberikan
jalan bagi keyakinan itu untuk memancarkan kembali kekuatannya, karena tanpa mimpi
keyakinan itu juga hanyalah batu biasa walau sesungguhnya adalah permata.
Kehidupan adalah selalu pembelajaran yang memberikan kebermaknaan, menjalani
kehidupan bagi sebagian makhluk adalah dimulai dengan kebermaknaan itu sendiri,
karena hakikatnya penciptaan makhluk juga dari pemaknaan yang maha luas yang
semakin diarungi dalam pikir hati makhlukNya semakin membuat diri tak bermakna
dihadapanNya. Dalam tak kebermaknaan
itulah akhirnya teratai itu tersadar bahwa hanya Dia yang memiliki makna itu
dan hanya dengan bergerak untuk meraih mimpi ia akan memperoleh makna yang hakiki dariNya. Kehidupan bukanlah tujuan
tetapi untuk memaknai yang hakiki dariNya dalam perjalanan meraih mimpi yang
diridloiNya. Selamat hidup kembali terataiku..